Kamis, 25 April 2013

TUGAS KELOMPOK V

Kedudukan Guru


Guru bukan hanya sekedar profesi  semata. Setiap guru memiliki kedudukan penting serta memilki tanggung jawab untuk membimbing dan mengarahkan anak-anak didiknya kepada proses pembelajaran yang baik dan benar.

Guru di masa kini cenderung melakukan pendekatan kepada para siswanya dengan menjadikan dirinya sebagai sahabat yang dapat diajak berdiskusi mengenai masalah-masalah yang ada dalam proses pembelajaran yang masih belum mereka pahami. Konsep guru sebagai sahabat ini juga masih memiliki batas agar para siswa tetap menghormati kedudukan gurunya.

Mau tidak mau, guru akan menjadi panutan bagi siswanya. Adanya tanggung jawab sebagai panutan ini akan memotivasi guru untuk bersikap baik baik pada saat ia mengajar maupun dalam kehidupan sehari-hari. Menjaga perilaku ini juga termasuk dalam kode etik bagi setiap guru. 



Tanggapan atas Pertanyaan Ibu Cahaya

Dalam hal ini,  baik guru yang member jawaban maupun siswa yang meminta jawaban sama-sama harus disadarkan dari konsep pemikiran “Harus lulus, tidak peduli bagaimanapun caranya". Pola pikir guru dan siswa bersangkutan yang lebih mementingkan kelulusan dibandingkan dengan bagaimana proses untuk meraih kelulusan melalui pembelajaran itulah yang menjadi dasar timbulnya permasalahan ini. Jika pola pikir semacam ini diubah, maka praktek kecurangan dalam UN akan dapat teratasi.

Minggu, 10 Maret 2013

Motivasi dan Aktivitas dalam Belajar


PEMBAHASAN

2.1 Konsep Motivasi
a. Pengertian Motivasi
Motif adalah daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Berawal dari kata motif itu maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif.
Menurut Mc. Donald , motifasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya ‘feeling’ dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan Mc. Donald terdapat elemen penting.
1.     Motivasi mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia.
2.     Motivasi ditandai dengan munculnya rasa /’feeling’, afeksi seseorang.
3.     Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan.
b.    Kebutuhan dan Teori Tentang Motivasi
Seseorang melakukan suatu aktivitas karena adanya “Biogenic theoris” yang menyangkut proses bioligis lebih menekankan pada mekanisme pembawaan biologis, seperti insting dan kebutuhan-kebutuhan bioligis. Sedangkan “sosiogenic theories” lebih menekankan adanya pengaruh kebudayaan/kehidupan masyarakat. Dari kedua pandangan itu dalam perkembangan akan menyangkut persoalan-persoalan insting, fisiologis, psikologis dan pola-pola kebudayaan. Hal ini menunjukkan bahwa seseorang melakukan aktivitas karena didorong oleh faktor-faktor, kebutuhan biologis, insting, dan mungkin unsur-unsur kejiwaan yang lain serta adanya pengaruh perkembangan budaya manusia. Skinner merumuskan mekanisme stimulus dan respons. Mekanisme  stimulus dan respons inilah akan memunculkan suatu aktivitas belajar.
Memberikan motivasi pada siswa, berarti menggerakkan siswa untuk melakukan sesuatu atau ingin melakukan sesuatu. Pada tahap awalnya menyebabkan si subjek belajar merasa ada kebutuhan dan ingin melakukan sesuatu kegiatan belajar.
Menurut Morgan dan ditulis kembali oleh S. Nasution, manusia hidup dengan memiliki berbagai kebutuhan, yaitu sebagai berikut.
a.     Kebutuhan untuk berbuat sesuatu untuk sesuatu aktivitas;
b.     Kebutuhan untuk menyenangkan orang lain;
c.      Kebutuhan untuk mencapai hasil;
d.     Kebutuhan untuk mengatasi kesulitan.
2.2             Fungsi Motivasi
Ada tiga fungsi motivasi sebagai berikut.
1.  Sebagai motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan;
2.  Menentukan arah perbuatan ke arah tujuan yang hendak dicapai;
3.  Menyeleksi perbuatan ;
4.  Pendorong usaha;
5.  Pencapaian prestasi.
2.3             Macam-macam Motivasi
Berbicara tentang macam atau jenis motivasi, dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, yaitu sebagai berikut.
1.     Motivasi dilihat dari dasar pembentuknya
a.  Motif-motif bawaan
Motif  bawaan yaitu motif yang dibawa sejak lahir tanpa dipelajari. Contoh: dorongan untuk makan.
b. Motif-motif yang dipelajari
Yaitu motif yang timbul karena dipelajari. Contoh: dorongan untuk belajar suatu instrument musik.
2.     Jenis-jenis motif menurut Frandsen:
a.     Cognitive Motives.
Motif ini menunjukkan gejala intrinsik, yakni menyangkut kepuasan individual yang berada di dalam diri manusia dan terwujud  dalam proses dan produk mental. Motif ini sangat penting dalam kegiatan belajar di sekolah, terutama yang berkaitan dengan pengembangan intelektual.
b.     Self –expression.
Penampilan diri adalah sebagian dari perilaku manusia. Yang terpenting kebutuhan  individu itu bukan sekedar  tahu mengapa dan bagaimana sesuatu itu terjadi , tetapi juga mampu membuat suatu kejadian. Jadi, dalam hal ini seseorang memiliki keinginan untuk aktualisasi diri.
c.      Self-enhacement.
Melalui aktualisasi diri dan pengembangan kompetensi akan meningkatkan kemajuan diri seseorang.
3.     Jenis motivasi menurut Woodworth dan Marquis.
a.     Motif atau kebutuhan organis, contoh: kebutuhan untuk minum, makan, bernafas, beristirahat.
b.     Motif-motif darurat. Contoh: dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas. motivasi jenis ini timbul karena rangsangan dari luar
c.      Motif-motif objektif/kebutuhan untuk bereksplorasi(mengembangkan potensi diri. Motif-motif ini timbul karena dorongan untuk dapat menghadapi dunia luar secara efektif.
4.     Motivasi jasmaniah dan rohaniah.
Yang termasuk motivasi jasmani misalnya, refleks, insting, nafsu. Sedangkan yang termasuk motivasi rohaniah adalah kemauan.
Kemauan itu terbentuk melalui 4 momen.
a.     Momen timbulnya alasan.
b.     Momen pilih
c.      Moment putusan
d.     Moment terbentuknya kemauan.
5.     Motivasi intrinsik dan ekstrinsik Motivasi intrinsik
Adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
a.     Motivasi Intrinsik
Adalah motif-motif yang berfungsi tanpa perlu di rangsang dari luar. Contoh: seseorang yang gemar membaca, tanpa perlu disuruh untuk membaca.
b.     Motivasi ekstrinsik
Adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Contoh: seseorang yang ingin menghadapi ujian, tanpa di suruh dia akan belajar karena menginginkan nilai baik.



2.4   Bentuk-bentuk Motivasi di Sekolah
Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah, yaitu sebagai berikut.
a.     Memberi Angka
Angka dalam ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak siswa belajar, yang utama justru untuk mencapai angka-angka/nilai yang baik. Sehingga siswa biasanya yang dikejar adalah nilai ulangan atau nilai-nilai pada raport angkanya baik-baik.
Oleh karena itu, langkah selanjutnya yang ditempuh guru adalah bagaimana cara memberikan angka-angka dapat dikaitkan dengan values yang terkandung di dalam setiap pengetahuan yang diajarkan kepada para siswa sehingga tidak sekedar kognitif saja, tetapi juga keterampilan dan afeksinya.
b.    Hadiah
Hadiah dapat dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidaklah selalu demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak akan menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk sesuatu tersebut.
c.      Saingan/kompetisi
Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa. Persaingan, baik persaingan individual maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Memang unsur persaingan ini banyak dimanfaatkan di dalam dunia industry atau perdagangan, tetapi juga sangat digunakan  untuk meningkatkan kegiatan belajar siswa.


d.    Ego-involvement
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan petingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri, adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. Seseorang akan berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik dengan menjaga harga dirinya. Penyelesaian tugas dengan baik adalah simbol kebanggaan dan harga diri, begitu juga untuk siswa si subjek belajar. Para siswa akan belajar dengan keras bisa jadi karena harga dirinya.
e.      Memberi Ulangan
Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan. Oleh karena itu, member ulangan ini juga merupakan sarana motivasi. Tetapi yang harus diingat oleh guru adalah jangan terlalu sering (misalnya setiap hari) karena bisa membosankan. Dalam hal ini guru harus juga terbuka, maksudnya kalau akan ulangan harus diberitahukan kepada siswanya.
f.      Mengetahui Hasil
Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan, akan mendorong siswa untuk lebih giat lagi. Semakin mengetahui bahwa grafik hasil belajar meningkat, maka ada motivasi pada diri siswa untuk terus belajar, dengan satu harapan hasilnya terus meningkat.
g.     Pujian
Apabila ada siswa yang sukses yang berhasil menyelesaikan tugas dengan abik, perlu diberikan pujian. Pujian ini adalah bentuk reiforcement  yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik. Oleh karena itu, supaya pujian ini merupakan motivasi, pemberiannya harus tepat. Dengan pujian yang tepat akan memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar serta seklaigus akan membangkitkan harga diri
h.    Hukuman
Hukuman sebagai   reiforcement  yang negative tetapi kalu diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi. Oleh karena itu guru harus memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman.
i.       Hasrat untuk Belajar
Hasrat untuk belajar, berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk belajar. Hal ini akan lebih baik, bila dibandingkan segala sesuatu kegiatan yang tanpa maksud. Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik itu memang ada motivasi untuk belajar, sehingga sudah barang tentu hasilnya akan lebih baik.
j.       Tujuan yang diakui
Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik siswa, akan merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami tujuan yang harus dicapai, karena dirasa sangat berguna dan menguntungkan,  maka akan timbul gairah untuk belajar.
2.5             Konsep Aktivitas dalam Belajar
Di dalam belajar diperlukan aktivitas, karena prinsipnya belajar adalah berbuat. Berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar-mengajar.
Anak tergolong suatu organisme yang berkembang dari dalam. Prinsip utama yang dikemukakan Frobel bahwa anak itu harus bekerja sendiri. Untuk memberikan motivasi, maka dipopulerkan suatu semboyan “berfikir dan berbuat”.
Montessori juga menegaskan bahwa anak-anak memiliki tenaga-tenaga untuk bekerja sendiri, membentuk sendiri. Pendidik akan berperan sebagai pembimbing dan mengamati bagaimana perkembangan anak-anak didiknya. Pernyataan Montessori ini memberikan petunjuk bahwa yang lebih banyak melakukan aktivitas di dalam pembentukan diri anak adalah anak itu sendiri., sedang pendidik memberikan bimbingan dan merencanakan segala kegiatan yang akan diperbuat oleh anak didik.
Dalam hal kegiatan ini, Rausseau memberikan penjelasan bahwa segala pengetahuan itu harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri, dengan bekerja sendiri, denagn fasilitas yang diciptakan sendiri, baik secara rohani maupun teknis.
Dari beberapa pandangan yang dikemukakan dari berbagai ahli tersebut, jelas bahwa dalam kegiatan belajar, subjek didik/siswa harus aktif berbuat. Dengan kata lain, bahwa dalam sangat diperlukan adanya aktivitas. Tanpa aktivitas, proses belajar tidak mungkin berlangsung dengan baik.
2.6             Jenis-jenis Aktivitas dalam Belajar
Sekolah adalah salah satu pusat kegiatan belajar. Dengan demikian, di sekolah merupakan arena untuk mengembangkan aktivitas. Aktivitas siswa tidak hanya mendengarkan atau hanya mencatat seperti yang lazim terdapat di sekolah-sekolah tradisional. Paul B.Diedrich membuat suatu daftar yang berisi  177 macam kegiatan yang antara lain dapat digolongkan sebagai berikut.
a.  Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.
b.  Oral activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat , mengadakan wawancara, diskusi, interupsi.
c.   Listening activities, sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, music, pidato.
d.  Writing activities, aeperti menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin.
e.   Drawing activities,misalnya: menggambar, membuat grafik, peta, diagram.
f.    Motor activities, yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan percobaan, membuat kontruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, beternak.
g.  Mental activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi mengingat, memecahklan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan.
h.  Emotional activities, seperti misalnya, menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.
Jadi, dengan klaisifikasian aktivitas seperti diuraikan di atas, menunjukkan bahwa di sekolah cukup kompleks dan bervariasi. 

Ringkasan hasil diskusi kelompok 2



Tujuan akhir dan tujuan intermedier itu sangat berkaitan. melalui tujuan intermedier maka tujuan umum akan mudah untuk tercapai. sebagai contoh: Seorang guru memiliki tujuan umum agar murid-muridnya untuk mampu membaca puisi yang benar. nah, guru harus memiliki tujuan-tujuan khusus bagaimana murid-muridnya dapat menguasai cara baca puisi dengan mudah yaitu mampu melafalkan puisi dengan benar, kemudian mampu mengekspesikan dengan mimik muka yang tepat dalam menghayati sebuah puisi dan lain-lain. jika tujuan-tujuan yang spesik tersebut dapat tercapai, maka akan mengantarkan pada tujuan umum yaitu mampu membaca puisi dengan baik.
Hubungan antara tujuan akhir dan tujuan intermedier tentu saja memiliki hubungan yang erat dengan tujuan pengajaran yang dilakukan oleh guru. Tujuan pengajaran yang dimiliki oleh guru haruslah sesuai dan sejalan dengan tujuan akhir dan tujuan intermedier yang telah ditetapkan secara universal. jika tujuan pengajaran guru tidak sesuai, itu artinya jalan menuju tercapainya tujuan akhir akan terhambat dan tidak tercapai. jadi, tercapainya tujuan pengajaran akan menjadi awal tercapainya tujuan akhir dan tujuan intermedier. mengenai hal apa yang harus disiapkan sebagai calon guru, tentunya kita harus memahami dulu tujuan pendidikan dan tujuan pengajaran itu sendiri. jika kita telah paham tentunya kita memiliki arah yang jelas dalam memberikan pelajaran dan kita dapat menanamkan nilai-nilai kepada siswa dengan pemberian pengalaman, mungkin bisa melalui model pembelajaran.
          konsepsi pendidikan tersebut pada hakikatnya sama karena sebenarnya tujuan kehidupan manusia adalah seputar konsep tersebut. tujuan dalam agama saya rasa juga menjadi dasar terbentuknya tujuan dalam pendidikan karena seperti yang anda tahu bahwa tujuan akhir pendidikan merupakan landasan filosofis yang berasal dari pemikiran-pemikiran terdahulu. saya rasa konsep tersebut tidak hanya ada pada agama Islam saja, semua agama saya yakin juga mengenal konsep tersebut.
kedua, mengenai hal tersebut saya tidak yakin jika konsep tujuan pendidikan berasal dari buku yang anda baca. kami rasa lebit tepatnya konsepsi tersebut berasal dari pemikiran-pemikira terdahulu yang mungkin tidak hanya berasal dari agama Islam saja. karena sebenarnya konsep tersebut merupakan konsep tujuan secara global.
-manusia pembangunan merupakan manusia yang dapat mengaktualisasikan potensi yang ada di dalam dirinya, mempunyai inisiatif, dan dapat memecahkan bermacam persoalan yang terjadi. kita dapat menyimpulkan bahwa setiap pembangunan tidak hanya berurusan dengan produksi atau distribusi barang-barang material, non material juga dapat dikatakan sebagai pembangunan.
-manusia pancasilais adalah manusia yang memiliki pandangan hidupbyang diyakini, manusia pancasilais memandang bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila dapat dijadikan pedoman dalam menjalani hidup. Manusia pancasilais mengamalkan keseluruhan sila yang terdapat dalam pancasila seperti memiliki agama, mengakui persamaan derajat, memiliki solidaritas dan rasa cinta terhadap tanah air, mengakui bahwa setiap manusia nempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban, dan manusia yang bersikap adil terhadap sesama. Itulah yang dinamakan manusia pancasilais.
Jadi, pantas saja apabila tujuan pendidikan nasional ingin membentuk semua orang menjadi manusia yang pancasilais dan manusia-manusia pembangunan. Tetapi kenyataan di lapangan hal itu sulit sekali terjadi.
- manusia pembangunan adalah manusia yang memiliki ciri-ciri manusia yang telah disampaikan di atas.
- manusia pancasila adalah manusia yang bisa menghayati dan mengamalkan sila-sila pancasila.
jika dilihat dari ciri-ciri manusia pembangunan dan sila-sila pancasila, secara umum sama saja. inti dari keduanya adalah manusia yang mampu menempatkan dirinya menjadi rekan sesama manusia (sosial) sekaligus menjadi hamba Tuhan pada saat yang bersamaan. jika kedua hal tersebut ada pada diri seseorang secara utuh, bisa dikatakan orang tersebut merupakan manusia pembangunan dan pancasilais, itu artinya pendidikan baik formal maupun yang diajarkan oleh lingkungan bisa dikatakan berhasil.
Sebagai calon pendidik selain mengajar kita berkewajiban membentuk anak didik kita nanti menjadi manusia pancasilais dan manusia-manusia pembangunan, tetapi sebelum hal itu kita lakukan marilah kita terapkan terlebih dahulu kepada diri kita masing-masing.
Jika kita berbicara tentang cara mencapai tujuan akhir maupun tujuan intermedier, tentunya tidak lepas dengan norma, dimana norma di sini adalah kurikulum.
kurikulumlah yang sampai saat ini menjadi "hambatan" dalam pencapaian tujuan.
Seperti yang kita ketahui, kurikulum di Indonesia sangatlah sering "berevolusi".
Kurikulum memang menjadi salah satu penghambat dalam pencapaian tujuan karena seringnya terjadi perubahan, belum maksimal kurikulum yang satu sudah dirancang kurikulum yang lain. namun, tidak etis rasanya jika kita menyalahkan si kurikulum. pemerintah merubah kurikulum tentunya melalui pertimbangan yang matang. kurikulum diubah agar bangsa ini tidak tertinggal oleh bangsa luar. dan tentunya untuk memperbaharui kekurangan pada kurikulum terdahulu.
hambatan yang sering terjadi justru pada proses belajar mengajar yang kurang baik. contohnya guru yang tidak bertanggung jawab dengan pekerjaannya, yang bisanya hanya memberikan tugas dan menilai hanya sembarangan saja. jangankan tujuan akhir dan intermedier, tujuan pembelajaran saja sulit untuk tercapai.
Untuk solusinya, jadilah guru yang profesional dalam pengajar jangan sampai mengabaikan tujuan dari pengajaran itu sendiri. jika guru bisa profesional dan terus menambah wawasan, kurikulum seperti apapun akan bisa diterapkan di dalam proses belajar mengajar. jika guru dapat menguasai kelas dan mampu memotivasi siswa dengan baik melalui model pembelajaran yang menarik, siswa seperti apapun akan mudah dihadapi. jika sudah begitu, tujuan pendidikanpun senantiasa perlahan akan mulai tercapai.
Ujian Nasional merupakan salah satu cara yang dilakukan pemerintah dengan harapan mengetahui tingkat pemahaman siswa guna pencapaian tujuan pendidikan nasional. Namun tidak dipungkiri bahwa tingkat kecurangan masih besar. Bukan dari pihak siswanya namun terkadang dari pihak sekolah tempat belajar, karena takut malu bersaing dengan sekolah lain, serta faktor-faktor lain yang menyertainya. Jadi dengan dilaksanakan ujian nasional atau tidak sekalipun tidak dapat mengukur apakah tujuan pendidikan nasional tercapai.
Tidak sepenuhnya tujuan akhir tersebut tercapai, alasannya masih banyak siswa yang tidak mengaplikasikan apa yang mereka dapat dari pengajaran ke dalam dunia nyata(pengaplikasiannya) hal ini menurut saya salah satu alasan penguat tujuan akhir yang belum tercapai sepenuhnya.
Hal yang menyebabkan itu terjadi ada berbagai faktor, salah satunya adalah fasilitas yang tidak memadai terutama untuk mereka yang berada jauh dari pusat kota dan tidak tersentuh oleh fasilitas yang seharusnya mereka dapat, ditambah lagi sumber daya dalam hal ini tenaga pengajar yang tidak optimal dalam memberikan informasi atau pengajaran terhadap siswanya.

Rabu, 06 Maret 2013

Ringkasan Materi Hasil Diskusi Kelompok 1 Interaksi Belajar Mengajar



 Memilih menerapkan motivasi apa yang bagus untuk siswanya itu ada banyak. Ada motivasi guru terhadap siswanya dengan cara memberikan sugesti atau keyakinan atau kemantapan hati untuk memulai pembelajaran. Ada juga memberikan sebuah pencerahan lewat ceramah yang dapat meyakinkan siswanya untuk semangat belajar. Dan itupun tergantung bagaimana cara memperlakukan dan mengakrabkan siswanya. Juga pembawaan suasana hati siswa perlu diperhatikan, bisa saja siswa masih terbawa suasana yang tidak kondusif seperti kelelahan, pusing, dan hal lainnya. Hal itu bisa diatasi dengan cara memberikan penyegaran suasana lewat senam kecil, memberikan sebuah permainan pembelajaran unik yang dapat memicu siswa untuk belajar, dan pastinya mintalah pendapat dari siswa, baik itu tertulis maupun penyampaian lisan.
Tentu saja proses pembelajaran terbaik adalah saat siswa merasa nyaman saat mengalami proses belajar, sehingga siswa dapat menerima pelajaran dengan baik.
siswa diharapkan dapat menerapkan pelajaran yang telah didapatnya di sekolah untuk diaplikasikan kedalam kehidupannya sehari-hari.
Hubungan antara stimulus dan respon cenderung hal bersifat sementara, oleh sebab itu dalam kegiatan belajar peserta didik perlu sesering mungkin diberikan stimulus, agar hubungan antara stimulus dan respon bersifat lebih tetap. Ia juga mengemukakan, agar respon yang muncul sifatnya lebih kuat dan bahkan menetap, maka diperlukan berbagai macam stimulus yang berhubungan dengan respon tersebut. Guthrie juga percaya bahwa hukuman (punishment) memegang peranan penting dalam proses belajar. Hukuman yang diberikan pada saat yang tepat akan mampu merubah kebiasan dan perilaku seseorang. Namun, setelah Skinner mengemukakan dan mempopulerkan akan pentingnya penguatan (reinforcemant) dalam teori belajarmya, maka hukuman tidak lagi dipentingkan dalam belajar.
Dalam pelajaran PKN kita diharapkan menjadi orang yang berprilaku baik, bukan hanya nilai tetapi aplikasi dari pelajaran tersebut harus diterapkan dalam diri siswa.
Model yg paling tepat menurut kami adalah model pendekatan andragogy, karena model ini menggunakan metode siswa yg aktif dlm proses pembelajarn sedangkan guru hanya sebagai fassilotator saja
Dengan memberikan tugas rumah kepada siswa akan membantu mengatasi masalah waktu dalam proses pembelajaran.
Resistensi diambil dari serapan bahasa inggris "Resistance" yang berarti "Ketahanan" atau "Kekebalan". Dan Subversi itu maksudnya gerakan dalam usaha atau rencana menjatuhkan kekuasaan yang sah diluar hukum undang-undang. Jadi, kalau subversi dalam pendidikan mungkin bisa diartikan sebagai gerakan dalam mengusahakan pendidikan itu. Teori sibernetik ini tidak mengutamakan proses yang dimaksudkan tersebut. Dan yang pasti, teori sibernetik lebih mengutamakan belajar sebagai mengolah informasi.
Tujuan belajar adalah suatu hasil belajar yang ingin dicapai melalui proses belajar mengajar. Setelah seorang guru merumuskan tujuan belajar, barulah tugas guru melakukan proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan belajar yang diinginkan.
Maksud dari pernyataan tersebut adalah bahwa antara kekuatan stimulus dan respon hanyalah bersifat sementara. Sebagai contoh: seorang guru memberikan rangsangan agar siswa mau membaca, ketika guru memerintahkan untuk membaca saat proses pembelajaran siswa mungkin akan melakukan apa yang diperintahkan saat itu akan tetapi bisa jadi setelah proses pembelajaran berakhir ada siswa yang malas dalam membaca.
Stimulus harus sering diberikan agar si pembelajar dapat merespon setiap stimulus yang diterima. Jika hal itu dilakukan terus-menerus diharapkan makna belajar yang sesungguhnya dapat dirasakan oleh si pembelajar.
Faktor psikologis dalam belajar yang di kemukakan oleh Thomas F. Station yang meliputi motivasi, organisasi, kosentrasi, reaksi, pemahaman, dan ulangan atau pengulangan merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan. Sebagai contoh:  seorang guru yang melalukan ekperimen terhadap telur dan air garam. Ketika guru memulai mengerjakan eksperimen murid mulai bekosentrasi memperhatikan, kemudian ketika telur yang di masukan kedalam air garam mengapung siswa mulai bereaksi terhadap hasil eksperimen, setelah itu siswa mampu mengorganisasikan dalam air mana telur dapat mengapung, setelah prose itu berlangsung siswa dapat memahami dengan membuat simpulan bahwa telur akan mengapung dalam air yang berkadar garam tinggi. Setelah eksperimen selesai barulah guru mengadakan ulangan guna mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman yang mereka terima.

Cara yang efektif agar siswa tidak lupa dengan  pembelajaran yang mereka peroleh yaitu, setiap guru melakukan apersepsi guru membahas kembali pelajaran minggu sebelumnya untuk mengantarkan pelajaran selanjutnya.
Wujud instrument perubahan prilaku yang bersifat verbalitistis adalah  bentuk penilaian berupa tes lisan . misalnya dalam tes kemampuan mengungkapkan pendapat secara lisan  atau berpidato.
Dengan menggunakan metode yang tepat pada saat proses belajar maka akan memberikan hasil belajar yang baik, selain metode yang menentukan suksesnya proses belajar adalah kondisi, dengan menciptakan kondisi belajar yang baik akan memberikan suasana nyaman saat proses belajar mengajar berlangsung. Kedua unsur tersebut adalah satu kesatuan yang saling terkait. Jika keduanya dapat dikombinasikan dengan tepat maka akan meningkatkan efesiensi belajar.
Ciri bahwa seorang siswa telah mengalami perubahan mental adalah adanya perubahan mental siswa berupa kondisi jiwanya. Misalnya ada seorang siswa yang awalnya tidak berani dalam berbicara di depan kelas, ketika dia berlatih terus-menerus maka mentalnya terbentuk untuk berani berbicara di depan kelas.
Wujud konkrit dapat dilihat dari kemampuan yang ditunjukkan pada saat berinteraksi di dalam kelas, mampu berbicara, menulis, menyimak, serta membaca dengan baik.
Sedangkan wujud tidak kongkrit adalah berupa sikap saat berada didalam kelas, apakah si siswa bersikap sesuai dengan nilai yang diharapkan atau tidak setelah pemberian stimulus diberikan.